Sejarah Perang Salib Termudah - Kakuda History

Sejarah Perang Salib Termudah

Sejarah Perang Salib Termudah - Kakuda History

Kakuda History - Barangkali tidaklah ada perseteruan dalam histori Barat serta Islam yg demikian sentimentil seperti Perang Salib. Perseteruan tersebut kira-kira di Kota Jerusalem, tempat suci untuk agama Yahudi, Kristen, serta Islam. 

Untuk orang Kristen, disinilah Yesus berdakwah, disalib, serta kembali bangkit. Untuk kaum muslim, kesuciannya bersumber dari kepercayaan kalau Nabi Muhammad saw. terima mukjizat melanglang dari Mekkah ke Jerusalem dalam sebuah malam, setelah itu dari Jerusalem naik ke surga buat berwicara dengan Allah Swt. 

Saat Perang Salib, cerita lama bakal peristiwa itu beberapa ribu kali dibangkitkan kembali oleh banyak raja, sultan, jenderal, pendeta, serta imam buat menghimpun beberapa orang beriman di ke dua faksi buat menjabal Jerusalem. 

Awal Mula Perang Salib 

Mulai pada 1095 Masehi, terbentuklah 200 tahun perseteruan yg bakal mengedit Eropa Kristen serta dunia muslim dengan cara prinsipil. 

Menurut sastrawan Amin Maalouf dalam buku sejarahnya, The Crusades through Arab Eyes (2006) , pembawa Perang Salib mulai nun jauh dari Jerusalem di Asia Tengah. Disana, orang Turki udah hidup saat beberapa ribu tahun jadi penduduk suku nomaden yg ditakuti lantaran ketangguhannya dalam perlawanan. 

Dinasti Abbasiyah memakai keahlian orang Turki dalam peperangan dengan memasukkan jenderal-jenderal dari Asia Tengah buat berkhidmat dalam kapabilitas militernya sejak mulai awal zaman ke sembilan. 

Migrasi massal orang Turki lekas berlangsung demikian suku-suku itu keluar dari Asia Tengah serta masuk ke dunia Islam. Kala bermigrasi, suku-suku Turki masuk Islam serta dirikan negara bagiannya sendiri ditengah-tengah prahara politik zaman ke-10. Yg paling besar yaitu Kerajaan Seljuk Agung yg dibuat pada 1037 Masehi. 

Seljuk dirikan negara tetap yg membentang dari Suriah ke Asia Tengah. Masa itu, jaman kekuasaan Abbasiyah tinggal nostalgia, namun Seljuk ambil andil jadi pelindung kekhalifahan, yg masih berkubu di istana mereka di Bagdad. 

Jadi Islam Suni yg teguh, Seljuk bahkan juga bisa berubah menjadi keseimbangan Fatimiyyah serta menghindar ekspansinya pada zaman kesebelas. 

Kemenangan Seljuk 

Tahun 1071 Masehi, Seljuk menangi perlawanan genting menentang Byzantium di Anatolia timur. Peperangan Manzikert bikin Byzantium tak bisa membela Anatolia masa perlawanan itu, sedikit-sedikit Seljuk berekspansi ke barat di semuanya semenanjung, hingga mereka mencagun di pantai yg berhadap-hadapan dengan Konstantinopel, lalu mengintimidasi masuk ke kota kerajaan serta seputarnya. 

Kaisar Byzantium, Alexios, mawas diri faksinya gak bisa memusuhi Turki sendirian. Walaupun ada pertarungan di antara Kristen Timur serta Kristen Barat saat bertahun-tahun, Alexios sangat percaya kalau cuma persatuan Kristen yang bisa menghindar kerusakan Kekaisaran Byzantium. 

Ia kirim permintaan terhadap Paus Urban II di Roma buat memohon pemberian, berwujud pasukan ekspedisi yg dapat memutar situasi serta mendapat kembali beberapa daerah yg erak sejak mulai perlawanan Manzikert. Atas nama Kristus, Paus Urban memakai kesempatan saat ini buat mengerahkan pasukan Kristen pan-Eropa yg sejumlah sampai beberapa puluh ribu orang. 

Akan tetapi, Paus Urban II gak bermaksud mendukung Alexios atau bahkan juga menentang Turki. Ia mengarahkan maksud ke Jerusalem. Sembari mengutuki kenyataan kalau Jerusalem udah terambau ke tangan muslim sejak mulai kekhalifahan Umar, Paus Urban II menyeru terhadap semuanya umat Kristen buat beri dukungan ekspedisi penaklukan Jerusalem serta dirikan Kerajaan Kristen Latin di Palestina dibawah otoritas Kepausan. 

Pasukan Urban langsam terhimpun, sampai pada 1096 serta 1097, pasukan yg di pimpin bangsawan serta kesatria itu mulai bergerak ke Eropa Timur dari Prancis, Jerman, serta Italia. Selama perjalanan, beberapa orang Yahudi Eropa dibantai gara-gara semangat keagamaan yg dikobarkan Gereja. 

Pasukan Perang Salib pertama demikian berpuaka sampai kala datang di luar benteng Konstantinopel, Kaisar Alexios menampik memperbolehkan mereka masuk. Ia takut mereka bakal menjarah seperti yg udah mereka melakukan di kota-kota selama perjalanan. 

Beberapa 30 ribu pasukan melalui Bosphorus serta mulai melaksanakan perjalanan panjang melalui Anatolia, yg gak bisa membendung mereka. Akhir 1097 Masehi, pasukan capai Antioch, kota besar yg terdapat dekat pinggiran Turki serta Suriah. Kota ini punyai pertahanan yang rancak. Berikut ini ujian pertama untuk pasukan Perang Salib (lihat Thomas F. Madden 2004) . 

Apabila sukses di sini, mereka dapat mengharapkan bisa menyambung perjalanan ketujuan Jerusalem. Apabila patah puncak, bakal makin lebih kemungkinannya kecil memasukkan pasukan pada waktu mendatang buat berpergian jauh ke dunia muslim buat menundukkan Jerusalem. 

Pengepungan Antioch mengatakan berbagai hal terkait keadaan politik di Timur Tengah akhir zaman kesebelas. Pertahanan rapi kota mendatangkan kendala khusus untuk penyerbu. Namun, kota ini terasing dengan cara politik. Kerajaan Seljuk Raya udah terpecah belahlah sebelum Perang Salib. Tidaklah ada entitas politik tinggal. Bukannya, banyak emir Turki yang picik mengatur kota sendiri-sendiri serta seakan tak henti bersanggit. 

Kota-kota khusus Suriah yaitu Damaskus, Aleppo, Antioch, serta Mosul. Seluruhnya tercerai berai serta emir-emirnya ikut serta dalam perang tidak henti-hentinya selama 1090-an. Penguasa Antioch, Yaghi-Siyan, meminta pemberian dari saudara seimannya di Turki buat menentang Pasukan Perang Salib yg mengepung. Akan tetapi, ia gak memperoleh reaksi apa-pun. 

Mungkin emir-emir liyan puas menyaksikan rivalnya di serang dikarenakan kematian saingannya itu bakal bikin kapabilitas serta efek mereka bertambah. Jadilah Antioch gak memperoleh pemberian dari kota-kota Islam seputarnya. Tidak hanya itu, satu orang pembuat senjata yg bertanggung-jawab pada pertahanan salah satunya benteng kota selanjutnya memperbolehkan pasukan Perang Salib masuk lantaran ia punyai soal pribadi dengan sang emir. 

Demikian pasukan Perang Salib mengambil kota, semuanya masyarakat dihabisi. Pembantaian Antioch serta kota-kota lain selama jalan ke Jerusalem (dengan sekurangnya satu peristiwa kanibalisme) mendatangkan intimidasi untuk lokasi seputarnya. Banyak emir muslim mengusahakan keras hindari perseteruan dengan pasukan Perang Salib. 

Demikian mereka mafhum tujuannya yaitu Jerusalem, banyak yg akan memutuskan buat berikan makan serta senjata, dan mendukung menyelamatkan perjalanan, tinimbang memusuhi mereka. Saat musim panas 1099, selanjutnya pasukan Perang Salib capai benteng luar Jerusalem. 

Medan Jerusalem 

Jerusalem ada dalam urutan tak dapat membela diri. Sejak mulai beberapa tahun lalu, kota ini berganti-gantian ada dibawah kekuasaan Fatimiyyah serta Seljuk, pertahanannya kacau-balau. Tidak hanya itu, Fatimiyyah terlambat memahami gaham pasukan perang Salib pada Jerusalem serta cuma sedikit ada garnisun di kota, yg pastinya kurang buat melawan kepungan beberapa puluh ribu tentara. 

Fatimiyyah memobilisasi pasukan di Mesir buat membela Jerusalem. Akan tetapi, kala mereka capai Palestina, sudah semuanya terlambat. Titimangsa 15 Juli 1099, masa 1 minggu pengepungan, pasukan Perang Salib sukses masuk ke kota serta merebutnya dari pasukan Islam. Buat pertama kali sejak mulai Umar datang di kota ini pada 462 tahun awal mulanya, Jerusalem ada dibawah lagam Kristen. 

Untuk dunia Islam, penaklukan Jerusalem berubah menjadi bencana. Semuanya penduduknya, lebih dari 70 ribu orang, dibantai dengan cara massal! Di Masjidil Aqsa, tempat yg di yakini kalau Rasulullah saw. pimpin semuanya nabi mula-mula sembahyang, darah kaum muslim menggenang sampai tulang kering kaki sang penakluk. 

Masjid serta sinagoge di semuanya kota dihancurkan. Bahkan juga, orang Kristen lantas menanggung derita kala pasukan Perang Salib cari mereka buat memaksa Kristen vs Katolik bukannya Kristen Yunani tradisionil, Georgian, Armenia, serta gereja liyan di kota itu. 

Jatuhnya Kota Suci 

Berita kehilangan kota suci ke-tiga dunia Islam ini mengagetkan kaum muslim semuanya jagat. Pernyataan kemarahan serta balas dendam membeludak di Kairo serta Bagdad. Namun, persatuan front muslim buat melawan kekejaman pasukan Perang Salib gak sempat terbuat. 

Fatimiyyah menyerah dalam peperangan di pantai Palestina serta sesudah itu mereka tak mengusahakan keras bebaskan kota itu. Rekayasa istana serta pemimpin yg tak cerkas bikin Fatimiyyah gak bisa betul-betul melawan pasukan Perang Salib. 

Disamping itu, kekhalifahan Abbasiyah masih tak berkemampuan serta emir Turki di Suriah, Irak, serta Persia teperdaya dalam perang saudara. 

Dengan didudukinya dunia Islam, pasukan Perang Salib mengonsolidasi tempatnya di selama pantai Palestina serta Suriah. Makin bertambah kota yg ditundukkan, termasuk juga yg udah mendukung pasukan Perang Salib kala ketujuan Jerusalem. Dalam sekian tahun, empat kerajaan Perang Salib kuasai Pantai Mediterania. 

Sejarawan Paul M. Cobb dalam karyanya, The Race for Paradise An Islamic History of the Crusades (2014) , meneroka kalau di Timur Tengah baru, sekita awal 1100-an, Timur serta Barat mulai berbaur di Tanah Suci buat pertama kali sejak kehadiran Islam. Banyak kesatria Frank yg menundukkan lokasi itu menempatkan metode feodal type Eropa zaman pertengahan. 

Kala tentara perang Salib kurangi banyaknya masyarakat di perkotaan, desa-desa seputarnya hampir tak tersentuh serta berubah menjadi punya banyak kesatria Eropa. 

Dengan cara ekonomi, Perang Salib menandai dimulainya ikatan baru di antara Timur serta Barat. Pelaut paling berani di Eropa zaman pertengahan datang dari kota-negara Italia. Kala pasukan Perang Salib pertama pergi ke pantai Suriah dalam akhir 1090-an ketujuan Jerusalem, kapal-kapal pedagang Italia mengikuti mereka di Mediterania. 

Demikian kerajaan Perang Salib berdiri serta terkonsolidasikan, kota-negara Italia seperti Genoa serta Venesia dengan teratur berkirim armada pedagang ke Tanah Suci. Perdagangan banyak barang yg awalnya jauh serta gak bisa dijangkau, saat ini berubah menjadi panorama umum. Walhasil, gelombang pemasukan kekayaan ke semenanjung Italia serta ke tangan banyak keluarga pedagang di kota-kota khusus. 

Kekayaan serta pengetahuan yg diterima dari penerjemahan karya ilmiah Islam, kedepannya bakal memajukan Renaisans pada zaman ke-4 belas. Arkian, kekayaan serta kekuasaan yg diperoleh bikin negara-kota berubah menjadi musuh biut untuk kekaisaran Ottoman pada zaman ke-5 belas serta ke enam belas. 

Baik dengan cara politik serta militer, sedikit perubahan yg dibikin buat menentang pasukan Perang Salib dalam sejumlah dekade seterusnya seusai mereka kuasai Jerusalem pada 1099 Masehi. Dunia Islam sangat tunagrahita serta terbelah buat membuat perlawanan. 

Kala tampak perlawanan pada pasukan Perang Salib pada pertengahan 1100-an, gejolak datang dari pusat kapabilitas tradisionil seperti Bagdad, Damaskus, atau Kairo. Bukannya, perlawanan itu ada dari satu orang emir Turki, ‘Imad ad-Din Zengi, penguasa Kota Mosul di Irak utara. Jadi pemimpin yg derana serta lumayan kasar, ia bisa membuat Mosul serta Aleppo satu negara. 

Sejarawan Jonathan Riley-Smith dalam The Oxford History of the Crusades (1999) , meanggit kalau dengan paduan kapabilitas dua kota paling besar di lokasi itu, pasukannya bisa menundukkan lokasi Edessa, wilayah kekuasaan pasukan Perang Salib paling utara, pada 1044 Masehi. 

Kala itu, penaklukkan Edessa tak memiliki pengaruh besar dengan cara politik. Edessa yaitu wilayah terlemah. Lepasnya wilayah ini gak mempengaruhi tiga lokasi yang lain. Namun, apabila diliat lebih teliti, tahun 1044 berubah menjadi periode awal dimulainya gelombang pasang perlawanan pada Perang Salib serta kuatnya support untuk faksi muslim. 

Zengi mengharapkan dapat bangun persatuan Suriah ditengah-tengah ultimatum pasukan Perang Salib dengan kuasai Damaskus. Akan tetapi, sempuras kota kerajaan itu terus gak terjamah. Perang kecil-kecilan antaremir Turki masih berbuntut serta emir Damaskus tak ingin menyerahkan wilayahnya demikian saja walaupun atas nama persatuan Islam. 

Disaat ‘Imad ad-Din Zengi meninggal dunia pada 1146, anaknya, Nur ad-Din Zengi ambil alih perjuangan buat jadikan satu Timur Tengah. Zengi muda sukses menundukkan kebanyakan lokasi di lebih kurang Antioch tahun 1149. Serta, pada 1154, ia menjatuhkan emir Damaskus dengan pemberian masyarakat ditempat yg udah muak dengan persekutuan Damaskus serta pasukan Perang Salib. 

Sejalan bersatunya Suriah dibawah Dinasti Zengi, nampaknya pembebasan Jerusalem serta tanah pendudukan liyan mulai kelihatan di cakrawala. Namun, sekumpulan peristiwa yg aneh serta gak tersangka memindah perhatian Nur ad-Din terhadap Mesir serta penurunan Kerajaan Fatimiyyah. 

Lantaran Suriah berhimpun serta lebih kuat tinimbang awal mulanya sejak mulai kematian Kerajaan Seljuk Raya, pasukan Perang Salib mesti menengok ke utara apabila mau memperluas wilayahnya. Hal seperti ini bermakna mereka mesti menyerang tanah kuno serta subur, Mesir. Pada 1163, Raja Jerusalem memimpib invasi ke Mesir dengan argumen penampikan Fatimiyyah membayar upeti. 

Buat menentang invasi ini, Wazir Agung Fatimiyyah, Shawar, yg udah digulingkan oleh kapabilitas istana saingan pas sebelum invasi, meminta pemberian militer terhadap Nur ad-Din Zengi. Ia menyikapi apabila pasukan Perang Salib bisa menundukkan Mesir. 

Walaupun waswas bakal ekspedisi ini, Zengi berkirim pasukan ke Mesir buat persatuan Islam dalam menentang pasukan Perang Salib, serta kembalikan tempat Shawar pada 1164 Masehi. Masa sukses menundukkan pasukan Perang Salib, Shawar kembali berubah menjadi wazir agung. 

Nampaknya, aliansi di antara Syi’ah Mesir serta Suni Suriah bakal lekas memusnahkan Kerajaan Jerusalem dari dua segi. Namun, demikian Shawar berkuasa kembali, ia mengular kambang. Shawar tanda tangani aliansi dengan pasukan Perang Salib yg baru-baru ini diperangi buat keluarkan pasukan Zengi dari Mesir. Pasukan Zengi terpaksa sekali mundur ke Suriah serta paduan kapabilitas Fatimiyyah-Perang Salib lantas kuasai Mesir. 

Empat tahun setelah itu, pasukan Perang Salib kembali menginvasi Mesir serta mengharapkan dapat mencaploknya. Lagi, Nur ad-Din diminta pemberian buat persatuan Suni-Syi’ah buat perlindungan Mesir. Serta, lagi, pasukan Zengi datang di perbatasan Sungai Nil. Namun, kesempatan ini pasukan Zengi tak akan dikhianati Shawar . 

Ekspedisi militer Zengi sukses menundukkan pasukan Perang Salib serta Shawar dilaksanakan lantaran pengkhianatannya. Kerajaan Fatimiyyah sendiri tak dihapus dengan cara sah walau udah ada dibawah kekuasaan Sultan Zengi. Jenderal paling tinggi Zengi, Shirkuh, ditahbiskan jadi wazir substitusi Shawar. 

Namun, seusai dua bulan berubah menjadi wazir, Shirkuh wafat lantaran radang usus. Kendali atas Mesir lantas jatuh terhadap keponakannya, anak muda bernama Yusuf, yg dalam histori masyhur jadi Saladin (Shalahuddin al-Ayyubi) .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Dari Ilmu Kedokteran Di Dunia - Kakuda History

Sejarah Singkat Ac Milan - Kakuda History

Sejarah Keris Senjata Khas Dari Indonesia - Kakuda History