Sejarah Singkat Samurai - Kakuda History
Sejarah Singkat Samurai
Sejarah Samurai Dari mulai Periode Heian Pada 710 M
Kakuda History -Prajurit Samurai adalah kasta sosial paling tinggi di Jepang. Mereka populer sebab ketrampilan pertempurannya yang menakutkan serta diabadikan dalam budaya popular semenjak berakhirnya di akhir era ke-19.
Periode Edo sudah jadi pemerintah feodal militer Tokugawa Shogunate yang kuasai Jepang sepanjang lebih dari 250 tahun, serta pembentukan skema kasta sosial yang kaku tempatkan Samurai diletakkan dibagian atas. Riwayat Samurai diawali dari periode Heian pada 710 M dalam kampanye spesial untuk mengalahkan Emirishi di daerah Tohuku dibagian utara Honshu. Sepanjang beratus-ratus tahun mereka jadi lebih kuat serta pada akhirnya jadi 'prajurit bangsawan' di Jepang, yang membuat kelas penguasa dari seputar era ke-12 sampai era ke-19.
Saat Kaisar Meiji berkuasa pada tahun 1868, prajurit samurai mulai sedikit-demi dikit dihapus. Pertama, dilucuti haknya menjadi hanya satu kemampuan bersenjata di Jepang, serta mulai mengenalkan style militer Barat dari tahun 1873.
Samurai Warrior
Samurai ialah arti untuk perwira militer kelas elit sebelum jaman industrialisasi di Jepang. Kata “samurai” datang dari kata kerja “samorau” asal bahasa Jepang kuno, menjadi “saburau” yang bermakna “melayani”, serta pada akhirnya jadi “samurai” yang kerja jadi pelayan buat sang majikan.
Arti yang lebih pas ialah bushi (harafiah: “orang bersenjata”) yang dipakai sewaktu jaman Edo. Bagaimana juga, arti samurai dipakai untuk prajurit elit dari golongan bangsawan, serta bukan misalnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan atau kerja untuk majikan (daimyo) dimaksud ronin (harafiah: “orang ombak”). Samurai yang bekerja di daerah han dimaksud hanshi.
Samurai harus sopan serta terpelajar, serta sewaktu Keshogunan Tokugawa makin lama makin kehilangan peranan ketentaraan mereka. Di akhir masa Tokugawa, samurai dengan biasanya ialah kakitangan umum buat daimyo, dengan pedang mereka cuma untuk arah istiadat. Dengan reformasi Meiji di akhir era ke-19, samurai dihapus jadi kelas berlainan serta diganti dengan tentara nasional mirip negara Barat. Bagaimanapun, karakter samurai yang ketat yang diketahui jadi bushido masih ada pada warga Jepang saat ini, seperti segi langkah hidup mereka lainnya.
Pengucapan samurai berasal pada sebelum jaman Heian di Jepang dimana jika seorang dikatakan sebagai saburai, itu bermakna ia ialah seseorang suruhan atau pengikut. Cuma pada awal jaman kekinian, terutamanya pada masa Azuchi-Momoyama serta awal periode/masa Edo di akhir era ke-16 serta awal era ke-17 pengucapan saburai bertukar ditukar dengan pengucapan samurai. Bagaimana juga, pada saat itu, berarti sudah lama beralih, yang setelah itu beralih pemahaman jadi “orang yang mengabdi”.
Tetapi diluar itu dalam riwayat militer Jepang, ada barisan samurai yang tidak terikat/mengabdi pada seseorang pemimpin/atasan yang diketahui dengan rōnin. Rōnin ini telah ada semenjak jaman Muromachi (1392). arti rōnin dipakai buat samurai tidak bertuan pada jaman Edo (1603 – 1867). Karena terdapatnya pertarungan yang berkelanjutan hingga banyak samurai yang kehilangan tuannya kehidupan seseorang rōnin seperti ombak dilaut tanpa ada tujuan yang pasti. Ada banyak fakta seseorang samurai jadi rōnin. Seseorang samurai bisa mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk jalani hidup jadi rōnin. Adapula rōnin yang datang dari garis keturunan, anak seseorang rōnin dengan automatis bisa menjadi rōnin. Keberadaan rōnin semakin bertambah banyaknya dimulai berakhirnya perang Sekigahara (1600), yang menyebabkan jatuhnya golongan samurai/daimyo yang menyebabkan beberapa samurai kehilangan majikannya.
Dalam catatan riwayat militer di Jepang, ada data-data yang menerangkan jika pada jaman Nara (710 – 784), pasukan militer Jepang ikuti mode yang berada di Cina dengan menetapkan harus militer serta di bawah komando langsung Kaisar. Dalam ketentuan yang diresmikan itu tiap lelaki dewasa baik dari golongan petani atau bangsawan, terkecuali budak, diharuskan untuk ikuti dinas militer. Dengan materi ketentuan ini sangat berat, sebab beberapa wakil itu atau golongan milter harus memperlengkapi diri dengan materi hingga banyak yang menyerah serta tidak patuhi ketentuan itu. Diluar itu juga pada saat itu golongan petani dibebani harus pajak yang cukup berat hingga mereka melarikan diri dari keharusan ini. Pasukan yang setelah itu tercipta dari harus militer itu diketahui dengan sakimori yang dengan harfiah bermakna “pembela”, tetapi pasukan ini tidak ada hubungan dengan samurai yang ada di jaman selanjutnya.
Sesudah tahun 794, saat ibu kota dipindahkan dari Nara ke Heian (Kyoto), golongan bangsawan nikmati waktu kemakmurannya sepanjang 150 tahun di bawah pemerintahan kaisar. Tapi, pemerintahan wilayah yang dibuat oleh pemerintah pusat malah mendesak beberapa masyarakat yang sebagian besar ialah petani. Pajak yang begitu berat memunculkan pemberontakan di beberapa daerah, serta mewajibkan petani kecil untuk masuk dengan tuan tanah yang mempunyai dampak supaya memperoleh pemasukan yang semakin besar. Karena kondisi negara yang tidak aman, penjarahan pada tuan tanah juga berlangsung baik di wilayah serta di ibu kota yang memaksakan beberapa pemilik shoen (tanah punya pribadi) mempersenjatai keluarga serta beberapa petaninya. Keadaan ini yang setelah itu melahirkan kelas militer yang diketahui dengan samurai.
Barisan toryo (panglima perang) di bawah pimpinan keluarga Taira serta Minamoto ada jadi juara di Jepang sisi Barat serta Timur, tapi mereka sama-sama merebutkan kekuasaan. Pemerintah pusat, dalam soal ini keluarga Fujiwara, tidak dapat menangani polarisasi ini, yang menyebabkan berakhirnya kekuasaan golongan bangsawan.
Kaisar Gonjo yang diketahui anti-Fujiwara, membuat persaingan perebutan kekuasaan serta memusatkan kekuasaan politiknya dari dalam o-tera yang diketahui dengan insei seiji. Kaisar Shirakawa,menukar kaisar Gonjo pada akhirnya jadikan o-tera jadi tempat politiknya. Dengan mahir, dia manfaatkan o-tera jadi peranan keagamaan serta peranan politik.
Tentara pengawal o-tera, souhei juga dia bentuk, terhitung memberikan sumbangan tanah (shoen) pada o-tera. Lengkaplah telah o-tera penuhi ketentuan jadi “negara” di negara. Mengakibatkan, barisan kaisar yang anti pemerintahan o-tera membuat perlawanan dengan manfaatkan barisan Taira serta Minamoto yang sedang benseteru.
Keterkaitan Taira serta Minamoto dalam pertikaian ini berlatar belakang pada kekacauan yang berlangsung di istana tersangkut persaingan perebutan tahta, di antara Fujiwara serta kaisar yang pro atau kotra pada o-tera. Perang di antara Minamoto, yang berpihak o-tera menentang Taira, yang berpihak istana, ada dalam dua pertarungan besar yaitu Perang Hogen (1156) serta Perang Heiji (1159). Peperangan pada akhirnya dimenangi oleh Taira yang menandai pergantian besar dalam susunan kekuasaan politik. Untuk kali pertamanya, golongan samurai ada jadi kemampuan politik di istana.
Arti Bushido serta Samurai
Asal mula golongan samurai diawali pada keluarga Yamato, yakni klan terkuat dijepang sampai era ke-7 masehi.
Arti samurai, berasal kata kerja bahasa jepang SABURAU yang bearti MELAYANI.sedang pedang yang dipakai ialah KATANA.
Bushido terbagi dalam kata BUSHI(Ksatria atau Prajurit) serta DO makna (Jalan), bearti Bushido (Jalan Ksatria) jika adalah satu skema norma atau ketentuan kepribadian kesatria yang berlaku dilapisan samurai dijaman jepang dahulu "Era 12-19"
Bushido telah terimplementasi di diri rakyat jepang sejak dahulu, tersebut nilai-nilai Bushido itu :
"Antara bunga-bunga ada sakura, Antara lelaki ada samurai"
Gi = Integrasi : Menjaga Norma
Selalu menjaga norma,moralitas, serta kebenaran, kredibilitas adalah nilai Bushido yang paling penting, kata kredibilitas memiliki kandungan makna keutuhan mencakup semua segi kehidupan, khususnya di antara pemikiran,pengucapan, serta tindakan. Nilai ini begitu dijunjung tinggi dalam falsafah Bushido.
"Pemimpin yang sebenarnya mengerti jika aksi mereka harus dipastikan oleh integritasnya, untuk menarik pengikut, kerjakan ketulusan serta hargai komitmenmu"
Hideyoshi
Yu=Keberanian : Berani dalam hadapi kesusahan
Berani dalam hadapi kesusahan serta kegagalan, keberanian adalah satu ciri-ciri serta sikap untuk bertahan untuk prinsip kebenaran yang dipercayai walau mendapatkan beberapa desakan serta kesultan, keberanian adalah beberapa ciri samurai, mereka siap dengan risiko apa pun terhitung mempertaruhkan nyawa untuk perjuangkan kepercayaan. keberanian samurai tercermin dalam prinsipnya yang memandang hidupnya" Tidak kurang bernilai dari sehelai bulu "
"Seorang yang batinnya memang pemberani akan tunjukkan kesetiaan serta kasih sayang pada majikan serta orangtua, mereka memiliki kesabaran,sikap toleransi,dan menghormati apa"
Jin=Kemurahan hati untuk sama-sama, kasih sayang serta simpati
Menyukai sama-sama, kasih sayang, serta simpati, Bushido mempunyai segi kesetimbangan di antara maskulin(YIN) serta Feminin(YANG), Jin mempunyai karakter feminin, walau berlatih pedang serta taktik perang, beberapa samurai harus mempunyai karakter pengasih, serta perduli sama-sama manusia
"Jadilah yang pertama dalam maafkan"
Rei=Santun, Hormat pada orang
Berlaku santun serta hormat pada orang, ksatria belum pernah berlaku kasar serta asal-asalan, tetapi selalu memakai etikanya dengan prima selama waktu, sikap santun serta hormat tidak sajaditujukan pada pemimpin serta orangtua, tetapi tamu atau siapapun yang didapati, sikap santun mencakup langkah duduk,bicara bahkan juga memperlakukan benda serta senjata, sampai sekarang ini kesantunan samurai masih kelihatan pada langkah orang jepang merundukan kepala jadi sinyal hormat.
"Orang lihat keberhasilan saya cuma satu %, tetapi..mereka tidak lihat 99 % kegagalan saya"
Soichiro Honda(Pendiri Honda Corporation Jepang)
Shin=Kejujuran serta Ikhlas serta Tulus
Jujur serta ikhlas tulus adalah kaidah samurai yang bearti mengatakan atau memberi satu info yang sesuai fakta serta kebenaran, beberapa kesatria harus jaga ucapannya serta tetap siaga.
"Lakukan apa yang sebut, mereka membuat janji serta berani menepatinya"
"Pengucapan samurai lebih kuat dari besi"
Meiyo=Nama baik,Kemulian serta jaga kehormatan
Kemuliaan serta jaga kehormatan, buat samurai jaga kehormatan dengan jalankan kaidah Bushido dengan berkelanjutan selama waktu
Malu ialah budaya leluhur serta turun temurun bangsa jepang,Harakiri ritual bunuh diri samurai saat kalah perang, serta saat ini ditukar dengan Mengundurkan diri dari jabatan jika bersalah.
"Samurai akan menghargai norma,bukan bakat serta mereka menghargai tindakan, bukan pengetahuan"
Chugo=Kesetian: Setia pada pemimpin serta guru
Kesetian diperlihatkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melakukan pekerjaan, kesetian seseorang ksatria bukan saja waktu pemimpinnya dalam kondisi sukses, bahkan juga dalam waktu gelap, kehormatan seseorang samurai ialah mati dalam pekerjaan serta perjuangan.
" Seseorang ksatria persembahkan semua kehidupannya, untuk lakukan service pekerjaan"
Tei=Peduli pada yang lebih tua serta menghormati adat
Perduli pada yang lebih tua atau pemimpin serta rendah hati, ksatria begitu menghargai serta perduli pada seorang yang lebih tua,baik orangtua sendiri atau leluhurnya, mereka mengerti riwayat keluarga serta negara sendiri.
"Tidak perduli sebegitu banyak kau memberikan kesetiaan serta keharusan keluarga di dalam hati, tanpa ada tingkah laku baik untuk mengekpresikan rasa hormat serta perduli pada pemimpin serta orangtua, karena itu kau tidak dapat disebutkan telah menghormati carahidup samurai"
Senjata Beberapa Samurai
KATANA
Katana (刀) ialah pedang panjang Jepang (daitō, 大刀), meskipun di Jepang sendiri ini mengacu pada semua type pedang. Katana ialah kunyomi (panggilan Jepang) dari bentuk kanji 刀; sedang onyomi (panggilan Hanzi) ciri-ciri kanji itu ialah tō. Dia mengacu pada pedang satu mata, melengkung yang spesial yang dengan adat dipakai oleh samurai Jepang.
Katana umumnya dipasangkan dengan wakizashi atau shōtō, memiliki bentuk seperti tetapi dibikin lebih pendek, kedua-duanya digunakan Oleh anggota kelas ksatria. Ke-2 senjata digunakan bersama dimaksud daishō, serta mewakili kemampuan sosial serta kehormatan pribadi samurai. Pedang panjang digunakan untuk pertarungan terbuka, sesaat yang lebih pendek digunakan jadi senjata sambilan (side arm), lebih pas untuk menikam, pertarungan jarak dekat, serta seppuku (satu bentuk ritual bunuh diri).
Katana khususnya dipakai untuk memotong,serta diprioritaskan digunakan dengan dua pegangan tangan. Berlainan dengan umumnya pedang dari negara mana saja, Katana mempunyai langkah penempatan yang berlainan pada pinggul penggunanya, tidak seperti pedang lain yang menyandang pedang dengan mata pedang ke arah bawah, katana malah sebaliknya, mata pedangnya ke arah atas, ini disebut untuk memudahkan seseorang samurai dalam lakukan aktivitasnya, terhitung sumpah darah, cukup hanya menarik dikit saja gagang pedang serta menggoreskan ibu jari pada mata pedang. Sesaat seni praktis pemakaian pedang untuk maksudnya sebelumnya sudah kedaluwarsa, kenjutsu serta laijutsu berubah jadi seni beladiri kekinian.
WAKIZASHI
Wakizashi (bahasa Jepang: 脇差) ialah pedang Jepang tradisionil dengan panjang mata bilah di antara 30 serta 60 cm (di antara 12 sampai 24 inci), sama tapi lebih pendek jika dibanding dengan katana yang seringkali dipakai bersama. Jika dipakai bersama dengan, pasangan pedang ini dikenali jadi daisho, yang jika ditranslate dengan harafiah jadi "besar serta kecil"; "dai" atau besar untuk katana, serta "sho" untuk wakizashi.
Wakizashi dibuat dengan bentuk "zukuri" serta "niku" yang berlainan, serta umumnya, tebal bilah pedangnya lebih tipis dibanding dengan katana. Dia sering disebutkan memiliki "kurang niku" (yang artnya dengan harfiah 'daging', ukuran bagaimana bengkoknya convex mata bilah itu) serta dengan itu memotong target "lembuh" lebih dashyat berbanding katana.
Wakizashi dipakai jadi senjata samurai jika tidak ada Katana. Jika masuk bangunan suci atau bangunan istana, samurai akan tinggalkan katananya pada beberapa pengawal pada pintu masuk. Tetapi, wakizashi selalu dibawa pada setiap saat, serta dengan itu, dia jadi senjata buat samurai, sama seperti pemakaian pistol buat tentara. Seorang samurai akan mengenakannya saat ia sadar bahkan juga pada saat mereka tidur, senjata itu masih ada disebelahnya. Pada saat yang lalu, khususnya sewaktu perang saudara, tanto dipakai buat menukar wakizashi.
Tanto (短刀, "Pedang Pendek"
salah satu pedang Jepang tradisionil (nihontō) yang digunakan oleh kelas samurai Jepang feodal. Beberapa tanto tanggal untuk periode Heian, saat sejumlah besar dipakai jadi senjata tapi berkembang dalam design sepanjang sekian tahun menjadi lebih penuh hiasan. Tanto dipakai dalam seni bela diri tradisionil (tantojutsu) serta lihat kebangkitan dipakai di Barat pada tahun 1980 jadi design membuat jalan ke Amerika serta adalah skema umum yang diketemukan di pisau pisau taktis kekinian.




Komentar
Posting Komentar